Sabtu, 24-Maret-2012, Bertepatan dengan peringatan Bandung Lautan Api, Djarum Coklat mengadakan event yang terkenal dengan "Pawai Obor" atau yang kali ini di beri nama "CIHOG". CIHOG sendiri merupakan sebuah akronim dari Cikapundung Hiking Orienting Game. "Berarti lewat sungai Cikapundung dong?"ya, acara ini dimulai dengan start yang berada di Lapangan TG.Lega dengan tujuan akhir mencapai Punclut.
SMAN 18 Bandung pun ikut berpartisipasi dalam event yang tergolong besar ini. Pengurus OSIS SMAN 18 Bandung mengirimkan 9 orang peserta dan 5 orang official. Dari 9 orang peserta, diantaranya terdiri dari Pengurus OSIS kelas X sebanyak 7 orang dan 2 orang lagi merupakan Pengurus OSIS kelas XII. Official pun turut berperan dalam kegiatan ini. Official turut membantu dengan membawakan beberapa perlengkapan peserta yang berat dan mengiringi peserta apabila ada yang sudah tidak kuat, dengan menggunakan kendaraan bermotor.


SMAN 18 Bandung dengan nomor 74, kepala regu Safiun Waluyo. Start yang dimulai dari TG.Lega dimulai sekitar pukul 13.00 setelah melaksanakan ibadah sholat zuhur dan beberapa pidato sambutan dari para Bapak Veteran, dan Wakil Bapak Walikota. Sebelum gerak jalan tersebut dimulai, para ketua regu diberi sebuah amplop yang berisikan petunjuk-petunjuk tentang pos-pos yang harus dituju. Dimulai dari pos yang terdekat yaitu berjarak tidak jauh dari Lapangan TG.Lega, tepatnya didepan Gereja Gloria. dan diteruskan ke pos-pos selanjutnya hingga tujuan peristirahatan pertama yaitu di Monumen Perjuangan. Disana kita beristirahat sambil menunggu regu-regu yang lainnya juga. Tiba disana pukul 17.30. Pada pukul 18.00 atau saat azan maghrib pun bagi yang beragama Islam melaksanakan sholat maghrib terlebih dahulu di masjid-masjid terdekat. Hingga sekitar pukul 19.00 persiapan pun dimulai kembali. Para ketua regu mengambil obor sebanyak 7 buah untuk para anggotanya, Setengah jam kemudian pun obor-obor dinyalakan. Semangat para peserta disana tidak lah surut dalam babak pertama saat menuju Monumen Perjuangan. Disaat menuju Punclut pun semangat para peserta tidaklah mereda, dan terus bersemangat dengan mengingat peristiwa-peristiwa Bandung Lautan Api dimasa lalu. Diperjalanan lagu "Halo-Halo Bandung" merupakan lagu yang paling sering terdengar, meski datang dari beragam sekolah dan beragam lembaga, disana para peserta semua bersatu menjadi "Semangat Bandung". Mulai dari Jl.Dipatiukur, Jl.Taman Sari, Ciumbuleuit, hingga akhirnya Punclut. Salah satu tantangan terberat adalah saat-saat memasuki daerah Punclut. Jalannya sangat curam menanjak. Banyak beberapa peserta yang mungkin sudah tidak kuat termasuk beberapanya dari SMAN 18 Bandung. Meski begitu semangat masih membara. Setiba di garis finish peserta pun disuguhkan dengan pertunjukan gamelan dan tari-tari Jaipong. Selagi menikmati pertunjukan, kami juga diberi jamuan makan malam. Sungguh sangat nikmat saat semua lelah terbayar dengan suasana khas Bandung, pertunjukan, dan makanannya semuanya khas Bandung. Tidak kuat lama, Regu SMAN 18 Bandung pun langsung memasuki tenda karena sudah sangat lelah. Paginya, petualangan berlanjut. Para peserta mulai pukul 08.00 pagi. Setiap kelompok diberi masing-masing 2 trash bag. Rute selanjutnya adalah menyusuri Sungai Cikapundung. Disana para peserta harus memunguti sampah yang ada selama rute tersebut. Jalan yang ditelusuri pun tidak selalu jalan raya. pada sekitar 1/4 jalan menuju finish, jalan yang dilalui mulai persawahan. Disana banyak berbagai macam pos, dan juga games. Hingga akhirnya finish pun tiba pada halaman depan Kolam Renang Sabuga. Disana para peserta mengambil sertifikat yang disediakan oleh panitia. Sampah-sampah yang telah dipungutpu dikumpulkan. Sampah yang dikumpulkan pun bukan main banyaknya. Dengan kegiatan tersebut tanpa disengaja para peserta sudah ikut mengembalikan suasana Bandung yang terkenal sejuk.
Sungai Cikapundung merupakan sungai terpanjang yang dilewati oleh Bandung. Meski mendapat julukan terpanjang namun sungai ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Dengan kegiatan CIHOG ini sebagian dari kerja keras para peserta untuk membersihkan bagian pinggir sungai sangat berdampak baik. Selain itu program ini pun mengenalkan kita kembali pada tempat-tempat bersejarah yang kita lalui. Selain merupakan berolah raga tetapi disini pun kita dapat melestarikan sejarah dan juga menjaga alam Bandung kita ini.